Senin, 12 Desember 2011

apa perasaan gue aj ya???

bener-bener yang namanya punya tugas ganda itu bikin ribet! banyak banget tugas-tugas yang harus dikerjakan bila dalam situasi seperti ini. contoh dalam diri gue sendiri aj, gue sekarang jadi anggota MPM dan ketua newsletter penerbitan di kampus.di MPM, sekarang ini gue lagi ribet dengan PEMIRA dan di newsletter. gue dudah dikejar deadline sampe-sampe dosen pembimbingnya udah males hubungin gue. dosen gue ini, hampir setiap hari ngajak ketemuan. gue aja ketemu cewek gue malem minggu doang dan malah dia ngajak ketemu gue tiap hari. sebenernya siapa c cewek gue???

dan hari selasa satu hari sebelum tulisan ini diterbitkan di blog, gue lagi ribet di kampus dengan urusan MPM. tugas gue saat itu menemani calon ketua dan wakil BEM untuk berkampanye keliling kelas. udah badan gue gendutkan, mesti naik turun dari lantai 1 ke lantai 3, ke lantai 2, ke lantai 1 lagi dan naik lagikelantai 3. keringat langsung datang menemani gue jalan-jalan sampai urusan MPM selesai

setelah urusan MPM selesai, gue di minta tolong oleh rizal untu menemaninya menghadap ke pudir 3. dia mau minta tanda tangan untuk menyelenggarakan acara buat jurusan penerbitan. akhirnya gue ikut dia dan naik lagi ke lantai 2 yang beda gedung dari gedung sebelumnya. teman keringatku yang setia masih menemaniku, malah dia baik banget ma gue dengan membawa temen-temen keringatnya bermain-main di kulitku.

lelah sudah mulai terasa, tubuhkupun menjadi terasa ringan. mungkin dengan jalan -jalan kecil ini berat badan gue udah berkurang 10 kilo, apa cuman perasaan gue aja ya?

setelah pudir kampus gue jadi artis dengan diminta tanda tangannya. gue masih belum bisa istirahat. rizal ngajak gue ikut ngasih tau pemberitahuan tentang adanya acara yang harus didatangi oleh junior kita, semester 1. gue dengan dongonya bilang "ayo" dan gue menyesal mengerluarkan 1 kata itu.

perjalanpun akhirnya dilanjutkan, gue mesti turun tangga, pindah gedung dan akhirnya sampai di tantangan yang sangat berat ini, nak tangga ke lantai 3. doa kupanjatkan kepada allah agar setiap anak tangga yang kunaikki berat badanku turun setengah kilo. AMIN! sesampainya di lantai 3 gue sekarang merasa berat badan gue udah turun 30 kilo, apa perasaan gue aj ya???

tanpa ragu-ragu gue langsung melakukan hal penting yang sudah kupikirkan sejak dari ruang pudir, yaitu ketuk pintu kelas semester 1 sebelum masuk. gue ketuk 3 kali dan gue buka pintunya. SUPRISE!!! dosen pembimbing newsletter ada disana sedang mengajar mahasiswa semester 1. dengan muka kesal karena di gangu jam mengajarnya dicampur dengan melihat muka gue yang baru nongol di depannya, dia berkata "ada apa?". " ini pak, ma ngasih pengumuman tentang acara hari rabu. minta waktunya sedikit ya pak." ucap gue meyakinkan tapi males-malesan.

pemberitahuan gue sebarkan dan setelah selesai dosen itu berbicara ke gue " giman nih di newsletternya? udah deadline nih.". "iya pak, besok saya janji bertemu bapak saat istirahat kedua yah pak! ucap gue meyakinkan. "agh! jangan janji mulu kamu. dari kemarin saya hubungi kamu tapi tidak ada feedbacknya tuh. gak bisa dipegang nih janji kamu." ucap pembimbing itu kesal. nyeseeeeek banget. rasanya di katain dia seperti itu. semua junior gue ketawa karena ucapnya dan mau dibawa kemana muka gue? malu gila rasanya! apa cuman perasaan gue yah?

Kamis, 08 Desember 2011

SEBUAH PILIHAN


Hidupku sekarang bahagia, walaupun semua yang kuinginkan tak terpenuhi. Asal ada kerja keras dan tekad dalam diri, hidup bisa keluar dari jalan takdir. Ingat! Hidup itu penuh dengan pilihan. Setiap pilihan yang kita pilih, harus kita jalani dengan sepenuh hati. Tanpa keraguan dan tidak boleh berhenti di tengah jalan.
            Dinginnya pagi menyapaku dengan indahnya sinar mentari. Membuatku siap menjalani hari – hariku untuk bekerja keras. Hari ini adalah hari yang biasa, hari yang ku habiskan untuk bekerja mencari nafkah. Setiap pagi, istri tercintaku sudah terbangun menyiapkan makanan untuk bekal anak – anak dan aku sebagai suami juga harus bangun pagi untuk berangkat kerja.
            Saat ini aku bekerja menjadi pegawai negeri sipil di daerah hayamwuruk dan Sudah 26 tahun bekerja disini. Sebenarnya pekerjaanku sekarang ini bukanlah cita – cita yang aku dambakan dulu. Karena kesalahanku dan keterbatasan uang hidupku menjadi seperti ini. 
            33 tahun yang lalu, aku hanyalah laki – laki biasa yang baru masuk SMA. Namaku muhammad robby. Aku sekolah di salah satu  sekolah unggulan daerah jakarta selatan. Cita – citaku saat itu adalah menjadi seorang pilot dan pergi mengunjungi banyak negara. Cita – citaku indah tapi nyatanya, sekarang aku tidak menjalani hidup sesuai cita – citaku.
            Aku adalah seorang anak muda yang merantau ke jakarta. Asalku sebenarnya dari pulau kalimantan. Ayahku sudah meninggal saat aku berumur 10 tahun dan sekarang ibuku tinggal berdua dengan kakak ketigaku di banjar. Aku sengaja di bawa oleh kakakku yang kedua ke jakarta agar dapat menimba ilmu lebih baik. Memang saat itu di banjarmasin, sekolah – sekolah bagus tidak ada. Semuanya sederhana dan kumuh.
            Sejak SMP aku sudah tinggal di jakarta bersama kakakku. Menjalani hari – hari saat bersekolah di jakarta dan jauh dari ibu tercinta membuatku bertekat untuk mencapai cita – citaku. Masa SMP berjalan dengan lancar, tidak ada kesalahan dan mendapat nilai yang cukup memuaskan.
            Aku akhirnya masuk di salah satu SMA unggulan di daerah jakarta selatan. Kakakku bangga aku masuk kesekolah itu dan karena aku berusaha keras saat SMP, sekarang aku mendapatkan beasiswa. Kakakku sudah tidak perlu pusing lagi menyisihkan gaji kerjanya untuk membiayaiku sekolah.
            Saat aku pulang sekolah pada hari pertama aku belajar, aku di ajak kakakku untuk mengobrol. “ by, apa cita – cita kamu nanti?” tanya kakakku dan tanpa pikir panjang aku menjawab “pilot”. “bagus! Kamu punya cita – cita yang tinggi dan kamu tahu tidak apa langkah awal untuk menjadi pilot?”. “tau kak, langkah awal yang harus kulewati adalah masuk kurusan IPA saat nanti naik kelas 11.” Jawabku. “berarti kamu taukan target kamu apa pada kelas 10 ini?” harap kakakku. “yup! Harus masuk jurusan IPA.”.
            Diskusi antara kakak dan adik akhirnya selesai. Setelah diskusi itu aku menjadi semakin termotivasi untuk menjadi seorang pilot. Entah kenapa setelah aku masuk kamar, aku selalu berbicara sendiri “aku bisa, harus masuk IPA dan menjadi pilot.”.
            Sudah berhari – hari sampai akhirnya menuju detik – detik UAS. Setiap hari selalu kuisi dengan belajar. Setelah sampai rumah, pasti aku langsung menuju ruang keluarga untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan PR. Kebiasaanku saat belajar ialah mendengarkan radio yang berada di atas lemari kayu yang sudah tua. Setiap belajar pasti aku menyalakan radio itu. Kenapa? Karena bila belajar sambil mendengarkan radio saraf – saraf otakku menjadi lebih segar, lebih mudah mencerna pelajaran lebih baik
            Akhirnya masuklah hari – hari UAS. Hari pertama, hari kedua dan hari ketiga bisa kulalui dengan sempurna. Kuyakin ujian yang kukerjakan saat itu mendapatkan nilai yang memuaskan tapi entah mengapa saat hari keempat kondisi tubuhku menurun. Padahal, hari itu aku harus mengerjakan ujian matematika. “Tubuhku tidak bisa menghalangi ujianku” ucapku pada diri sendiri. Dengan tubuh yang menggigil dan sedikit pusing, aku berangkat sekolah dan mengerjakan ujian matematika.
            Dua minggu berlalu, nilai ujianku keluar. Semua pelajaran mendapatkan nilai yang memuaskan tapi, ada satu nilai yang membuatku sedih. Ujian matematikaku mendapatkan nilai yang buruk. Mungking memang nasib dan kehendak tuhan aku mendapatkan nilai ini. Aku akhirnya pasrah , pasrah untuk mengejar cita – citaku menjadi seorang pilot.
            Kakakku yang mengetahui bahwa nilai matematikaku hancur mencoba untuk berbicara kepada wali kelasku, tetapi sebelum sempat kakakku pergi, aku mengatakan kepadanya”gak usah kak! Aku terima bila aku tidak masuk IPA tapi aku janji! Janji untuk menjadi yang terbaik, terbaik dalam jurusan IPS.”. Akhirnya kakakku mengurungkan niatnya untuk berbicara kepada wali kelasku karena mendengar kata – kataku.
            Dengan setengah hati kuterima bahwa aku masuk jurusan IPS. Tapi aku membuat tekat baru, tekad menjadi yang nomor satu di jurusan IPS. Setiap malam aku terus mengucapakan tekatku, sampai kalimat yang menjadi tekatku itu meresap dan melekat dalam pikiran dan hatiku. Sebuah kegagalan bukanlah suatu halangan untuk meneruskan hidupku. Tidak ada lagi kata – kata pasrah, hanya ada kata maju, jangan menyerah dan semua tidak akan terhenti sampai disini.
            Balas dendam, itulah yang ada dipikiranku saat kelas 11 SMA. Memang aku masih setengah hati saat masuk jurusan IPS, aku akui itu. Hingga saat di sekolah aku merenung memikirkan hal ini. “Perasaan yang aku punya tidak boleh menjadi dominan dalam hidupku. bila begini terus, aku gak bakal berkembang. Aku akan terus ditempat tapi aku gak mau semua itu terjadi padaku. Cita – citaku memang gagal, tapi hidupku tidak akan selesai sampai disini. Aku masih ingin mempunyai istri dan anak, dapat membiayai mereka semua, membuat mereka hidup bahagia. aku harus bagkit! Aku akan menjadi nomor satu di jurusan IPS. Ucapku dalam hati
            Motivasiku menjadi naik kemballi. Seperti tahun lalu, setiap pulang sekolah aku mengulang pelajaran dan mengerjakan PR sambil mendengarkan radio tapi sekarang aku mengerjakan tidak di ruang keluarga lagi, tetapi di kamarku. Kakakku melihat aku berusaha dengan sungguh – sungguh maka aku diberikan meja belajar. Akhirnya aku bisa belajar di kamar dengan ditemani oleh radioku.
            Dua tahun akhirnya terlewati. Aku menjadi siswa teladan dan mendapatkan nilai yang terbaik. Ibuku yang berada di banjarmasin sampai datang ke jakarta saat aku lulus. Dia memelukku dan mengucapkan “selamat nak! Kamu sudah lulus SMA.”. rasa senang membanjiriku. Tidak terasa padahal dulu aku tidak lolos masuk IPA dan sekarang ini aku sudah lulus dan mendapatkan nilai terbaik.
            Aku akhirnya menuju kejenjang yang baru, Aku harus kuliah dan menuntut ilmu lebih tinggi lagi. SNMPTN dan  ujian STAN adalah dua pilihanku. Seperti saat SMA dulu, menjelang ujian pasti aku belajar di kamarku sambil mendengarkan radio.
            Hari ujian SNMPTN akhirnya tiba. Aku mengerjakan ujian itu dengan tubuh yang segar dan kuat, tidak berpenyakit dan sudah siap pikiran untuk mengerjakannya. Tiiga hari kemudian aku juga mengikuti ujian STAN. Sama seperti saat ujian SNMPTN, aku sudah siap dari keadaan tubuh dan pikiran.
            Aku lulus kedua ujian tersebut dan mendapatkan nilai yang terbaik. Di SNMPTN saya memasuki salah satu universitas di daerah bogor dan di STAN aku lulus masuk jurusan manajemen akuntansi.
            Malampun menjelang dan aku dipanggil oleh kakakku untuk berdiskusi kembali di ruang keluarga. “by, kamu akan memilih masuk mana?” tanya kakakku. “aku masuk STAN saja kak, biayanya relatif murah dan bila aku sampai lolos aku bisa mendapatkan gaji pada saat masuk semester 2.” Ucapku tenang. “kamu yakin? Yakin kamu ingin menjadi pegawai negeri?” ytanya kakakku ingin tahu. “iya kak, aku yakin”.
            Diskusipun akhirnya selesai dan aku kembali ke kamarku. Sebenarnya aku memilih STAN karena aku gak mau lebih membebani kakakku. Sudah banyak uang Yang kakak keluarkan untukku dan semua sudah cukup. Terima kasih kakak.
            aku lulus dan bekerja di sebuah departemen milik pemerintah. Tiga tahun kemudian aku sudah menikah dan berkehidupan yang cukup. Memang cita – citaku tidak sesuai dengan pekerjaanku sekarang. Aku masih bisa mendapatkan kehidupan yang layak walaupun tidak sesuai dengan cita – citaku. Semua tidak bisa berjalan dengan sendirinya, kita yang mengusahakannya. Tidak ada kata pasrah ataupun tidak berusaha. Semua bisa didapatkan dengan adanya usaha dan kerja keras. Sekarang hidupku bahagia, kebutuhan anak – anakku tercukupi dan kami hidup layak.

Perkara Mabuk


          Hi, aku adi umurku 15 belas tahun, hobiku  jalan–jalan mengendarai motor, ngupil dan tidur siang. Asal kalian tahu, aku pemeran utama loh di cerpen ini. Jadi berikan aku kesempatan untuk menceritakan keseharianku yang cukup wajar ini. Gak jauh kok yang akan aku ceritakan, hanya keseharian yang aneh dan biasa dilakukan anak muda.
            “nge, wicak ultah nih, diajak kita ke senayan. Kesono yuk!”. Rama, murid kelas satu SMA di daerah jakarta timur, cijantung. ia adalah temanku saat SMP dan masih terus bermain dengannya sampai sekarang. Ia mirip sekali dengan ivan gunawan, apa lagi bila ia memakai baju seperti perempuan dan berdandan. Jangan ditanya dia seperti apa.
            “mang ada acara apa dah nge? Lagi gak pengen yang haram-haram nih.” Raguku atas ucapan rama.
            “udeeeeh! Ayo jalan ma gue ke senayan, biasa lewat pancoran. Oiya jangan lupa ajak hadi.” Rama berkata dengan semangat.
            “iya dah! bentar ye, gue sms hadi dulu” ucapku sambil memainkan jari di atas keypad handphone.
            30 menit berlalu, hadi akhirnya datang ke tempat tongkrongan di daerah cijantung. “nge, bertiga aja nih? Gue numpang yah. Gak ada duit gue buat beli bensin. Hahaha.” Hadi, laki–laki lucu yang berumur 15 tahun dan sekolah di pesantren daerah cengkareng. Seharusnya dia saat ini berada di pesantren. Tapi, karena gue dan rama datang mengompori dia untuk cabut, sekarang dia ada disini menikmati indahnya malam jakarta bersama kami.
“iye Hadi... bareng siapa lu? Ma gue apa Rama.” Gusarku karena lamanya gerakan hadi. “ma siapa aja dah yang siap menampung gue, hehehe.” Hadi dengan tawanya yang mencerahkan suasana.
            “ah banyak bacot nih, ayo jalan” geram Rama. bentakan dari Rama membuatku dan hadi untuk naik ke atas motor dan menyalakan motor masing–masing (kecuali Hadi yang menumpang kepada Rama). Dengan santai kami bertiga mengendarai motor (kecuali hadi) menuju senayan.
            Kami bertiga memacu kendaraan mencapai kecepatan 80 km/jam. Suara angin bergemuruh di telinga, udara dingin malam menyerbu  kulit dan pemandangan kota jakarta yang diterangi lampu–lampu membuat mata kami terkagum–kagum. Tidak terasa  perjalanan kami sudah sampai di pom bensin daerah pancoran, sudah saatnya motor kami untuk mengisi perutnya dengan makanannya.
            Patung pancoran yang selalu menunjuk arah utara membuat hadi teringat akan cita–citanya menjadi pilot. “soekarno membuat patung itu untuk menghormati para penerbang dirgantara yang saat itu sedang berjuang mempertahankan indonesia. Sekarang saatnya untuk gue menjadi seorang pilot” ucap hadi dengan bangga. “auuuuah!” ucapku berbarengan dengan rama
            Perjalanan dilanjutkan, kami mengambl arah kiri dari pancoran menuju arah senayan. Sepinya kendaraan membuat perjalanan kami menjadi lebih lancar. 20 menit telah berlalu dari pancoran dan kami semua sampai di senayan pintu timur. Banyak mobil berjejer memamerkan aksesori–aksesorinya. Kami tidak mau kalah dan memarkir kendaraan di dekat tukang nasi goreng yang ramai diparkirkan oleh motor - motor.
            Suara speaker yang bersenandung lagu–lagu yang nge-bass dan knalpot mobil membahana di sekitar senayan. Tak lama kami duduk–duduk sambil mengobrol, datang mobil MITSUBISHI Lancer Evo 4 mendatangi dan berhenti tepat di depan kami. Mobil yang tak asing dimataku ini membuka jendelanya dan ternyata berisi Nuga dan wicak. Nuga adalah temanku dari SD dan wicak adalah temanku saat SMA. Mereka berdua satu sekolah saat SMA, maka dari itu mereka saat ini menjadi sahabat baik.
            “wooooy, ngapain lu disini? Ngumpul bareng kita aja. Tuh di deket puteran , kita happy–happy.” Teriak nuga. “iya ga gue kesana sekarang.”jawab rama semangat. Kami kembali menaiki motor pergi mengikuti mobil nuga.
            Botol–botol bir dan minuman keras bertebaran di depan mobil HONDA Jazz berwarna biru. Di sana terlihat sekali kopet dan yandi sedang meneguk minuman tersebut, mata mereka sayu dan tertawa sendiri melihat kedatangan kami. “hehehe! Ada adi,,,rama,,,ma hadi nih. Ayo sini minum kita.” Ucap kopet setengah sadar. “gak dulu dah gue nge, gue mengemudi” jawabku sambil melihat hadi yang menggeleng. “agh ! cups lw, seteguk dua teguk bisa kale” bentak yandi. “ bodo! Gue ikut nongrong aje, gak minum!” kesalku karena paksaan mereka.
            Kami bertiga duduk disekitar mereka. Rama yang sudah tidak tahan untuk meminum minuman keras itu, akhirnya meminumnya. Sekarang tinggal aku dan hadi saja yang masih sadar.
            30 menit berlalu dengan canda tawa kami semua. Wicak yang dari tadi diam saja mulai berbicara. “ga! jalan yu bawa mobil. Muter-muter sini aj, perlu udara segar gue.” Nuga yang matanya hampir tertutup mengangguk dan mereka berdua memasuki mobil. Mobil menyala dan suara knalpot nuga bergema. Nuga yang masih tidak sadar dari mabuknya langsung menginjak pedal gas sedalam-dalamnya dan membuat suara decitan keras. Mereka berdua melaju dengan sangat cepat, membuat aku dan hadi khawatir bila mereka kenapa-napa.
            Sudah tiga kali mereka memutari senayan dan saat mereka ingin berputar arah untuk menuju tempat kami, nuga mulai melakukan tindakan bodohnya. Nuga menarik rem tangan dan memutar setir mobilnya. Ban belakang mobil nuga berhenti berputar dan mengesot. Semua masih terkendali sampai ban depan mobil nuga terselip dan ban belakangnya menabrak trotoar. Ban kanan mobil nuga keduanya terangkat dan hampir terbalik tapi mereka berdua beruntung, mobil itu tidak jadi terbalik dan turun kembali menjejakan bannya ke aspal.
            Aku dan hadi yang sadar langsung berlari menuju mereka untuk melihat keadaan mereka. Kopet tetap duduk sambil bertepuk tangan  dan mengucapkan “mantap ga! Lagi dong.”. “ngaco dah orang giting, bisa-bisanya bikin yang sadar khawatir.” Ucap hadi kesal. Kami berdua akhirnya sampai di samping pintu kemudi yang didalamnya berada nuga yang gemetar sambil memegang setir mobilnya. Wicak yang beada di samping nuga juga gemetar memegangi sabuk pengaman. “nge gak apa-apa lu?” teriakku khawatir tapi mereka hanya diam tidak menjawab.
            Nuga dan wicak akhirnya kami giring keluar dari mobil dan menyuruh mereka duduk di pinggri jalan. Kedatangan mereka berdua ditepuk tanganni oleh kopet yang masih belum sadar. Setelah mengantarkan mereka berdua kami kembali ke mobil nuga dan mendorong mobil mereka ke pinggir jalan dengan hadi yang menyetir.
            Setelah mobl diparkir di pinggir jalan, kami kembali ke berkumpul dengan mereka dan bertanya tentang kejadian tadi. Nuga dan wicak sudah tersadar dari mabuknya tadi karena kejadian tersebut dan sudah dapat berbicara dengan benar. “anjrit! hampir gue mati, untung ada bimo”. Kami yang dari tadi bercanda tawa dengan kopet akhirnya sadar ketidakhadirannya. “emang kenapa Rama?”tanya hadi ingin tahu. “ dia tidur di belakang. coba kalau gak ada dia, udah terbalik mobil gue” jawab nuga gemetar. Aku yang mendengar hal tersebut langsung jalan mendatangi pintu belakang mobil nuga dan melihat rama masih tertidur sangat lelap. Dengan suara dengkurnya yang khas, aku tahu bahwa dia baik-baik saja.
            Aku kembali dari mobil nuga ke tempat kami berkumpul tadi. Kopet dan yandi sudah pindah ke dalam mobil jazz biru karena sudah sangat mengantuknya mereka. Nuga yang sudah baikan sekarang sedang memeriksa mobilnya dan wicak masih diam membisu di bawah sinar rembulan. Mungkin, dia sedang berpikir bahwa hari ulang tahunnya saat ini membuatnya hampir kehilangan nyawa.
            Nuga kembali dari mobilnya dan berkata “nge per ass gue patah nih, mesti diderek. Cak! Lw ada nomer tukang derek gak?”. Wicak diam tapi menjulurkan handphone-nya kepada nuga. “ slow cak! Bentar lagi kita balik.”. ucap hadi menenagkan wicak.
            30 menit berlalu setelah nuga menelpon tukang derek dan kami berempat hanya bisa diam sambil menghisap rokok. keheningan kami akhirnya dibayar dengan datangnya mobil derek yang langsung mengaitkan pengaitnya ke mobil nuga. “ mas mau di bawa kemana nih mobilnya? Rumah apa bengkel?” tanya tukang derek. “rumah aja mas” ucap nuga.
            Mobil derek membawa mobil nuga yang berisi nuga, wicak dan rama menuju rumah nuga. Aku dan hadi langsung membangunkan kopet dan yandi agar mereka segera pulang juga. Yandi yang terbangun langsung menyuruh kopet untuk pindah tempat duduk dan yandi langsung menyetir mobil kopet kembali kerumah kopet.
            “nge! Untung kita gak minum ye, kalau kita minum gak tau dah kabarnya gmn.” Ucap hadi bersyukur. “iye nge! Semoga ini bisa jadi pelajaran buat kita semua!”.

Minggu, 18 September 2011

Rapi?

            Pernah suatu hari gue berpikir bahwa gue itu gak ada menarik – menariknya. Apa menariknya seorang laki – laki yang berbadan gendut dan mempunyai gaya rambut yang gak jelas. Kulit yang gue punya juga belang, ada yang putih ada yang item. Entah gue ini sejenis hewan panda yang cacat atau seekor beruang kutub yang abis mainan cat item.
            Gaya pakaian yang gue pake juga gak jelas. Apa nyambungnya celana panjang cutbray sama baju putih yang dilapisi dengan jaket kotor dan memakai tas bermotif batik yang sudah usang. Sepatu yang gue pakai pun sepatu bermerk NB yang dibeli di pasar deket rumah gue. Itupun gue gak pake dengan benar. Selalu aja gue makenya dengan cara diinjek bagian belakangnya.
Pernah saat gue SMA sepatu gue dibuang ke tempat sampah sama guru gue karena sepatu gue udah ancur, dekil dan tidak berbentuk seperti sepatu lagi.Karena itu sepatu dibuang, gue mesti pulang nyeker sampai rumah dengan menaiki sepeda motor. Dijalan banyak anak kecil ngatain gue, sampe – sampe ada yang ngatain gue beruang sirkus naik motor. ANJRIT!!! gara – gara ada orang yang ngatain, sampe rumah gue langsung nyiapin tali buat gantung diri.
Tapi sekarang gue udah lumayan berubah. Udah gak pake sepatu pasar lagi dan sekarang udah pake sepatu yang dijual di mall – mall. Anehnya, tetep aja sepatu yang gue pake ancur – ancur juga.
Menurut gue, perubahan memang diperlukan, asal berubah untuk menjadi lebih baik. Tapi, kapan gue berubah jadi benernya ya? Jawabannya, pasti ada saatnya kita berubah, jadi nikmati yang ada dan jangan sering mengeluh.

Jumat, 16 September 2011

Horeeeeeeeee!!! punya Blog

dengan rahmat allah yang maha kuasa dan maha mengetahui.....
akhirnya.....
GUE BISA BIKIN BLOG!!!!
HOREEEEEE!!!
PLOK...PLOK...PLOK....PLOK...

ehem...
ayo kita mulai serius
gue perkenalkan diri dulu
nama gue Muhammad Adi Syahrannoor
gue sekarang berkuliah di Politeknik Negeri Media Kreatif
saat ini gue mengambil jurusan Penerbitan dan sedang menjalani semester III
kerjaan gue sekarang di kampus adalah mengedit naskah dan membuat suatu tulisan, bisa cerpen, novel, puisi ataupun artikel.
hasil dari karya gue bakalgue masukin di blog ini
semoga aja hasil karya gue dilirik oleh penerbit - penerbit
AMIN!!!